Inilah Alasan Menyekolahkan Anak-Anak di Sekolah Islami - RadarIslam.com

Inilah Alasan Menyekolahkan Anak-Anak di Sekolah Islami

Radarislam.com ~ Kami memutuskan untuk menitipkan anak di sekolah Islami. Banyak omongan yang kurang menyenangkan karena hal itu. Sering dibilang mubazir, gengsi dan sebagainya. SD saja mahal. Lebih baik uangnya ditabung buat anak itu kuliah dan sebagainya.

Mendengar hal itu, kami hanya bisa tersenyum karena pertimbangan kami sudah sangat matang. Bagi kami:

Anak adalah inverstasi di Dunia dan Akhirat

Investasi itu membutuhkan modal sampai kita sendiri yang menuai hasilnya kelak. Tidak ada kata mubazir bagi anak yang merupakan investasi kami. Demi mereka, kami rela bekerja keras agar mereka bisa bersekolah di tempat yang relatif mahal bagi orang lain.

Pulang Sore Tidak Masalah Namun Diisi dengan kegiatan Positif

Dibandingkan dengan sekolah negeri, sekolah islami memang pulang lebih lama. Level 1 saja pulang sekitar jam 2. Di atas level 1, pulangnya setelah Sholat Ashar. Tapi itu bukan berarti anak kami terus menerus belajar. Selain belajar, mereka juga diajarkan permainan edukasi, makan bersama, mengaji hingga shalat berjamaah. Positif sekali bukan? Daripada anak-anak keluyuran tidak jelas. Lebih baik waktu mereka diisi dengan kegiatan yang positif.

Mahal itu relatif

Banyak yang bilang  belajar di sekolah yang Islami membutuhkan banyak uang. Tapi yang namanya mahal itu relatif. Hasil yang diperoleh akan sebanding dengan apa yang kita dapatkan kelak. Dengan SPP yang dibayarkan, tidak perlu lagi membayar guru mengaji, guru menari, olahraga dan sebagainya.

Jumlah Siswa satu kelas tidak terlalu banyak dan guru siap mendampingi

Tipe anak itu berbeda-beda. Jika gurunya tidak bisa mengenal karakter tiap anak, bisa jadi anak tidak bisa berkembang dengan baik. misalnya saja anak kami yang bernama Indira. Dia itu anak diesel. Tidak mudah dekat dengan orang baru termasuk dalam proses belajar.
Waktu dia TK, nilai Indira sangat buruk. Padahal menurut kami, dia anak yang pintar. Daya tangkap dan hafalannya mengagumkan. Penilaian gurunya di semester 1 bisa dibilang dia belum berkembang dengan baik. Kemudian kami diskusikan tipe anak kami dan kami jelaskan secara detail. Sang guru mulai paham dan dia mengubah cara mengajarnya. Akhirnya, saat kenaikan kelas, Indira mendapatkan rangking 2. Sunggung perkembangan yang sangat baik jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Mulai itu, kami rajin browsing sekolah-sekolah SD mulai sistem pengajaran, jumlah siswa dalam satu gelas, jumlah guru dan sistem mengajar. Akhirnya, kami cocok dengan sekolah yang ini.

Belajar dengan senang

Sebelum menghakimi, datanglah ke sekolah tersebut yang anda anggap membuang banyak uang. lihatlah bagaimana proses belajar dan mengaharnya. Anda akan jatuh cinta. Saya tidak berlebihan. Sungguh. Anda pasti akan terkejut melihat betapa bahagianya wajah anak-anak yang sedang belajar dan wajah guru yang mengajar dengan suka cita.

Guru yang ramah

Setiap pagi, para guru sudah berdiri di lorong dekat gerbang. Anak-anak datang dengan sambutang yang hangat. Mereka mencium tangan para guru satu per satu. Pemandangan yang membahagiakan dan membuat kami tenang membiarkan anak belajar di sana.

Anak akan belajar disiplin

SD Islam terkenal disiplin. Setiap masuk kelas, sandal dan sepatu dijejer dengan sangat rapi sehingga kelas tetap bersih. sama sekali tidak ada sampah yang berceceran.  Mereka makan bersama di kelas.

Wajib Hafal Al Quran 3 Juz Sebelum Lulus

Sejujurnya, kami berpikir bahwa ini pasti sangat berat untuk anak kami. Tetapi ketika saya melihar program hafalan Quran di TV swasta, saya jadi malu sebab saya saja tidak bisa seperti mereka. Saya mendiskusikan hal ini kepada para guru dan ketika survey sekolah saya diberikan penjelasan metode penghafalan Al Quran yang tidak memberatkan anak-anak. Mereka membaca berulang kali hafalan tanpa wajah tertekan.

Sekolah yang Sehat

Makanan yang dijual di sekolah tersebut  merupakan makanan yang sehat tanpa MSG, pewarna, pengawet yang mengkhawatirkan. Alhamdulillah SDIT kakak dapat penghargaan sebagai Sekolah Sehat terbaik se-Depok, lanjut se-Jawa Barat, dan kemaren mengikuti kompetisi Sekolah Sehat tingkat nasional. Membuat kami orangtua jaubebih tenang, secara banyak berita tentang makanan2 yg membahayakan diperjual belikan di lingkungan sekolah.

Anak dilarang membawa uang jajan

Ini dilakukan agar anak tidak jajan sembarangan. Untuk membeli makanan-minuman di kantin harus menggunakan voucher dengan kelipatan Rp. 2.000 yang dibekali orangtua dr rumah yang sudah dibeli sebelumnya di tim kantin.

Tidak Ada Pekerjaan Rumah

Sepertinya aneh karena tidak ada PR saat sekolah. Alhamdulilah, saya mendapatkan sekolah yang sesuai dengan kriteria yang saya inginkan. SDIT kakak tidak ada PR, karena dengan kurikulum yg ada, anak sudah cukup belajar di sekolah. Sehingga di rumah anak bisa bebas bermain dengan keluarganya, tidak perlu stres demgan PR segambreng. Hal ini cukup penting karena kami bekerja, tentu lebih menyenangkan kalau sesampai dirumah kita bisa fokus dengan keluarga dibandingkan stres-capek ngerjain PR kan.

Komunikasi yang Aktif Antara Orangtua-Guru

Kami berkomunikasi secara aktif dengan guru lewat WA dan buku penghubung untuk memantau perkembangan anak kami secara langsung dari guru.

Ada Target Satu Tahun Ke Depan

Sejak awal sudah paham apa yang ingin dipelajari di bulan ini, target apa yang ingin dicapai dan kegiatan apa saja yang mau dilakukan, baik proses belajar, bahasa inggris, pentas seni dan sebagainya. Pembayaran sudah termasuk kegiatan ini.

Selain hal-hal di atas, masih banyak alasan mengapa kami memantapkan hati menyekolahkan anak di sini. Semoga postingan ini cukup menjawab nyinyiran orang-orang. Tulisan ini tidak bermaksud menganggap sekolah negeri jelek sama sekali tidak. Hanya mengungkapkan alasan mengenai pilihan kami.

Sumber: Facebook Neena Rina Oktavani

Share This !