Pemuda Durhaka Ini Mati Mengenaskan dengan Kepala Putus, Ternyata yang Terjadi - RadarIslam.com

Pemuda Durhaka Ini Mati Mengenaskan dengan Kepala Putus, Ternyata yang Terjadi

Radarislam.com ~ Siang itu, terjadi kecelakaan di jalan raya. Sebuah mobil tampak rusak parah setelah menabrak truk besar. Polisi tiba tak lama kemudian. Warga setempat pun berusaha menyelamatkan pengendara mobil tersebut.

Dengan susah payah, warga mengevakuasi korban kecelakaan yang termyata seorang pemuda. Di balik kaca, pemuda tersebut sudah kaku dengan tubuh penuh luka. Mereka pun berusaha mengeluarkannya dari mobil. Setelah berhasil dijangkau, betapa terkejutnya para warga. Tak hanya luka, tetapi ternyata kepala pemuda ini putus terpisah dari badannya.

Setelah itu, polisi pun mencari identitas pemuda malang ini. Setelah didapat, polisi pun langsung menghubungi keluarganya lewat telepon. Setelah terhubung, ternyata telepon tersebut diterima oleh suara wanita yang tampak sudah cukup tua.

“Apakah ini rumah Fulan?” tanya polisi kepada wanita itu. Syaikh Mahmud Al Mishri yang menceritakan kisah ini dalam bukunya Sa’atan Sa’atan memang sengaja menyebut namanya dengan Fulan.

“Iya, benar,” jawab wanita itu.

“Dimanakah ia sekarang?” polisi tersenut berusaha mengatur kata-katanya agar tidak membuat panik pihak keluarga.

“Dia tidak berada di rumah,” jawab sang ibu lagi.

“Ibu ini hubungannya apa dengan Fulan?," tanya polisi tersebut.

“Saya ibunya," jawabnya lagi.

“Bu, sebenarnya kami dari kepolisian. Kami memberitahukan bahwa putra anda mengalami kecelakaan. Kami meminta Ibu datang ke kantor kami untuk mengurusnya” ungkap polisi tersebut dengan nada prihatin.

Namun polisi tersebut kaget mendengar jawaban ibu yang bukannya sedih dengan musibah yang menimpa anaknya. Ia malah mendoakan buruk untuk anaknya

“Biarkan saja. Aku telah mendoakannya mati” jawab sang ibu ketus.

Masih dengan perasaan kaget, polisi itu pun kemudian bertanya mengapa ia mendoakan anaknya sendiri seperti itu.

“Ia pergi meninggalkanku dengan mencaci maki. Ia bahkan memukulku. Sebelumnya, sudah seringkali ia mengancamku. Seakan-akan aku ini bukan ibunya. Seolah-olah aku tidak pernah tidak tidur malam karena mengurusnya. Seolah-olah aku tidak pernah mengasuhnya. Seolah-olah aku tidak pernah membesarkannya. Maka akupun mendoakannya agar ia mati saja” ungkapnya sang ibu dengan kesal.

Doa sang ibu langsung diijabah oleh Allah. Anaknya kini benar-benar meninggal, dengan kematian yang tragis, kepalanya terpisah dari tubuhnya.

Rasulullah pernah mengingatkan, bahwa ada tiga doa yang pasti dikabulkan Allah.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا

Ada tiga doa yang mustajab (dikabulkan Allah), tidak diragukan lagi. Yakni doa orang yang dizhalimi, doa orang yang bepergian dan doa kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Orang tua mana yang tega mendoakan keburukan untuk anaknya kecuali mereka diperlakukan kasar atau didurhakai oleh buah hatinya sendiri?

Maka dari itu, jangan pernah mendurhakai orang tua. Terutama ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita. Jangan pernah melukai hatinya dengan membuatnya menangis dan menderita. Sebab ridho orang tua adalah juga ridho Allah. Jika ingin bahagia dunia dan akhirat, bahagiakan dulu orang tua kita.

Baca Juga:

Jangan sampai kisah tragis anak durhaka ini terjadi lagi. Na’udzubillahi min dzalik. [Radarislam/ Kh]

Share This !