Muhammad Al Zahra Alias Zoya Cium Kaki Rojali Dan Bilang Begini Sebelum Dibakar - RadarIslam.com

Muhammad Al Zahra Alias Zoya Cium Kaki Rojali Dan Bilang Begini Sebelum Dibakar

Muhammad Al Zahra, Zoya bilang begini sebelum dibakar, Radarislam.com ~ Kisah mengerikan tentang pria yang dibakar hidup-hidup di Bekasi masih menjadi perbincangan publik.

Salah satu saksi kunci kasus pembakaran terhadap terduga maling Muhammad Al Zahra alias Zoya adalah Rojali. Dia adalah marbot (pengurus) dari musala Al Hidayah, tempat dimana amplifier hilang.

Berdasarkan keterangan sepihak dari Rojali, ia mengaku telah berusaha menghentikan Zoya karena dianggap sebagai pencuri amplifier mushola. Namun Zoya tak menghiraukannya dan berupaya melarikan diri dengan menggunakan sepeda motornya.

Akhirnya Rojali mampu mengejar Zoya. Kemudian, Rojali memeriksa tas Zoya dan didapati ada amplifier yang diakui Zoya milik mushola. Ada juga dua ampli lain di tas Zoya.

Rojali juga mengaku sudah mengkonfirmasi kepada massa bahwa Zoya bukan maling motor tapi maling ampli.

"Imi bukan maling motor, tapi maling ampli’,” ujar Rojali menenangkan massa.
Ketika itu Zoya sempat mencium kaki Rojali untuk meminta maaf karena telah dituding menggondol amplifier mushala.

Namun tiba-tiba massa yang terlanjur mendengar teriakan ‘maling’ dari Rojali spontan menghakimi Zoya.

“Maafkan saya pak ustadz. Begitu kata MA sambil bersujud ke kaki saya.” ungkap Rojali.

Namun emosi massa sudah tidak terbendung lagi, Rojali mengaku sempat menghalau, tapi massa tidak berimbang sehingga terjadi pengeroyokan hingga pembakaran keji tersebut.

Noval, Salah satu saksi yang berada di tempat kejadian mengaku sempat mendengar Zoya berucap “Saya nggak Maling”.

“Dia (pelaku) bilang kalau nggak maling. ‘Saya nggak maling’ dia seringnya bilang itu,” ujar Noval, pemilik toko di Pasar Muara Bakti yang menyaksikan kejadian tersebut.

Lanjut dia, massa yang menghakimi tidak percaya meski almarhum sudah berulang kali mengatakan dirinya bukan pencuri.

Di tengah massa yang menghakiminya, kata Noval, terdengar salah satu orang yang menimpali “Halah.. Maling mana ada yang mau ngaku.”

“Banyak juga warga yang teriak ‘Bakar aja, bakar aja.’ Sempat ada yang mau amanin tapi kalah jumlah,” kata Noval.

Almarhum Muhammad Al Zahra awalnya akan dibawa ke balai desa untuk diamankan. Tapi jumlah warga yang ingin mengamankan MA kalah banyak dengan massa yang ingin menghakiminya.

Noval mengaku melihat Muhammad Al Zahra masih hidup ketika dipukuli warga. Tubuh Muhammad Al Zahra mulai dibakar massa sekitar pukul 17.00 WIB, dan polisi datang ke lokasi sekitar pukul 18.00 WIB saat MA sudah menghembuskan nafas terakhirnya dengan tragis.

Baca Juga:

Bagaimana tanggapan Anda? [Radarislam/ Km]

Share This !