Nabi Muhammad Larang Suami Pulang Larut Malam, Ternyata Ini Alasannya, Para Istri Wajib Mengingatkan - RadarIslam.com

Nabi Muhammad Larang Suami Pulang Larut Malam, Ternyata Ini Alasannya, Para Istri Wajib Mengingatkan

Nabi Muhammad larang suami pulang larut malam, Radarislam.com ~ Segala yang dilakukan Nabi Muhammad adalah sunnah yang wajib kita teladani, salah satunya adalah adab bepergian. Ternyata Rasulullah SAW melarang suami bepergian (safar) dan ia pulang mendatangi istrinya pada larut malam

Mengapa Rasulullah melarang hal tersebut? Dalam kitab Al Ishabah, Ibnu Hajar Al Asqalani menceritakan asbabul wurud hadits yang melarang pulang safar di malam hari. Sudah beberapa hari sahabat bepergian. Baru har itu ia pulang ke Madinah dan langsung menemui istrinya. Betapa terkejutnya ia, ternyata ada seseorang yang bertubuh tinggi besar tidur di samping istrinya.

Ia langsung menghunus pedang dan berniat menebas orang itu. Untungnya, ia terlebih dulu mencolek istrinya dengan pedang tersebut dan bertanya, “Siapa orang ini?”


“Ini Fulanah, si tukang sisir. Ia tadi mendandaniku dan karena terlambat pulang, ia menginap di sini,” jawab sang istri.

Dalam hati sang sahabat berucap Alhamdulillah, sebab hampir saja ia melakukan kesalahan fatal jika saja tidak bersabar dan langsung menebaskan pedangnya kepada orang tersebut, yang ternyata adalah wanita tukang sisir.

Paginya, usai shalat Subuh, sahabat ini menghadap Rasulullah dan menceritakan kisahnya semalam. Rasulullah SAW lantas bersabda,

إِذَا دَخَلْتُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ طُرُوقاً
Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari” (HR. Ahmad)

Mengapa Rasulullah melarang seorang suami pulang safar menemui istrinya di malam hari? Dalam riwayat yang lain disebutkan alasannya.

إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ
Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya” (HR. Muslim)

Inilah alasannyam saat ditinggal suaminya lama bepergian, lalu tiba-tiba suaminya datang di malam hari, dikhawatirkan istrinya tersebut tidak siap menyambutnya. Rambutnya masih acak-acakandan penampilannya jauh dari menarik.

Karenanya menurut para ulama, seorang suami makruh pulang dari bepergian secara tiba-tiba di malam hari, apalagi secara diam-diam. Jika memang terpaksa pulang di malam hari, dianjurkan untuk menyampaikan kabar terlebih dulu.

Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits ini dalam Syarah Shahih Muslim, beliau mengatakan bahwa larangan ini berlaku bagi yang bepergian lama dan datang mendadak tanpa pemberitahuan. Adapun musafir yang sudah memberitahu sebelumnya, maka tidak termasuk dalam larangan ini.

“Adapun jika safarnya dekat dan istrinya pun mengharapkan kedatangannya pada malam hari. Maka pulang malam pun boleh. Begitu pula jika telah ada informasi awal yang memberitahukan kedatangannya kepada istri dan keluarganya, hal ini pun tidak mengapa," terang beliau.

Imam Asy Syaukani menjelaskan dalam Nailul Authar bahwa hikmah dilarangnya musafir mendatangi istri pada malam karena kemungkinan ia mendapati istrinya yang tak menyadari kedatangannya, sehingga ia tidak siap membersihkan diri dan bersolek.

Mengapa suami perlu memberitahukan kedatangan dan istri perlu menyambutnya dengan bersih dan rapi? Sebab demkian Islam mengatur sesuai fitrah manusia.

Suami istri yang  terpisah dalam waktu yang lama oleh safar tentu merasakan kerinduan dan menantikan kehangatan kasih sayang antara keduanya. Islam pun mensunnahkan untuk mensegerakan berhubungan sekembalinya suami dari safar.

Tentu hal itu bisa berjalan dengan baik jika keduanya telah siap; bersih, harum, rapi. Para sahabat dan shahabiyah sangat mengerti dengan sunnah ini.

Itulah mengapa ketika Abu Thalhah pulang dari berjihad, Ummu Sulaim menyambutnya dengan hangat dan mengajaknya ke tempat tidur walau pun saat itu anaknya baru saja meninggal.

Ummu Sulaim melupakan kesedihannya kehilangan putra dan tidak ingin suaminya terpikirkan kabar duka itu hingga kehilangan gairahnya. Justru karena kesabaran inilah, keesokan harinya Rasulullah mendoakan keberkahan bagi keduanya.

Tapi bagaimana dengan zaman sekarang? Masih terlarangkan pulang malam dari bepergian, sementara terkadang kita dapat jadwal kendaraan (pesawat terbang atau kereta api) malam? Di zaman dulu, memberikan kabar kedatangan tidak bisa secara tiba-tiba. Tetapi sekarang, semuanya menjadi mudah dengan adanya alat komunikasi (ponsel).

Kita bisa mengabarkan kepulangan kita melalui telepon, SMS, WhatsApp, BBM dan sejenisnya. Sehingga istri bisa bersiap-siap menyambut seperti sabda sang Rasul. Walau demikian, pulang terlalu larut malam juga tidak baik karena bisa jadi istri telah tertidur atau tetangga terganggu dengan kedatangan kita.

Baca Juga:

Wallahu a’lam bish shawab. [Radarislam/ Im]

Share This !