Ini 5 Kesaksian Atheis Saat Mengalami Mati Suri..!
RadarIslam.com ~ Pengalaman sesudah mati merupakan isu yang selalu
menarik minat manusia di seluruh dunia.Topik-topik hidup sesudah mati mayoritas
ditulis kalangan beragama. Khususnya penganut agama samawi, baik Islam,
Kristen, ataupun Yudaisme. Deskripsi apa yang dialami manusia selepas ruh
meninggalkan jasad cukup komplet, lantaran dibahas di kitab suci masing-masing
agama.
Kendati demikian, kelompok yang tidak percaya pada ajaran agama,
atau bahkan menolak eksistensi Tuhan seperti diyakini atheis, ada yang pernah
mengalami mati suri. Mereka pun mengaku merasakan situasi yang sulit
dideskripsikan kata-kata. Atau secara populer bisa disebut berkunjung ke alam
lain.
Kajian medis menunjukkan, ada kemungkinan otak masih memiliki
kesadaran beberapa saat setelah semua organ lainnya berhenti berfungsi. Laporan
Telegraph (7/10/2014), mengatakan peneliti Universitas Southampton, Inggris,
menyatakan 40 pasien mati suri yang disurvei mengalami sebuah perjalanan
spiritual. Klasifikasi ini tidak menanyakan apakah mereka beragama atau tidak.
Lalu, apa saja kesaksian atheis ketika mengalami mati suri?
Disusun dari pelbagai sumber, berikut rangkumannya :
1. James Randi Bisa Melihat Tubuhnya Dari Atas
James Randi adalah atheis kondang asal Kanada. Dia mengaku pernah mengalami mati suri setelah mabuk berat.
Dalam rekaman pidato yang dilansir James Randi Foundation itu, dia
mengaku merasakan tubuhnya melayang di langit-langit kamar. "Saya merasa
ringan, tanpa bobot, dan bisa melihat tubuh saya di bawah," tuturnya.
Namun, selepas kembali sadar dari mati suri, Randi menolak percaya
bahwa itu pengalaman spiritual. Menurutnya, otak membuat sebuah pengalaman
halusinasi selama organ-organ berhenti.
"Intinya, dalam situasi tertentu, semua manusia akan
mengalami perasaan seakan keluar dari tubuhnya."
Pria yang kini berusia 86 tahun itu dulunya adalah pesulap. Setelah pensiun, Randi rajin mengisi seminar dan menulis buku menolak hal-hal mistis. Baik itu hantu, takhayul, hingga ajaran agama.
Pria yang kini berusia 86 tahun itu dulunya adalah pesulap. Setelah pensiun, Randi rajin mengisi seminar dan menulis buku menolak hal-hal mistis. Baik itu hantu, takhayul, hingga ajaran agama.
Barbara adalah atheis dari
Amerika Serikat yang mengarang buku "Full Circle". Isinya bercerita
mengenai pengalaman spiritual seseorang yang tidak percaya pada eksistensi
Tuhan.
Sebelum menulis buku dan mengisi seminar mengenai fenomena mati
suri, Barbara pernah dinyatakan meninggal secara klinis.
Dia kehabisan darah selepas operasi. Ketika dinyatakan meninggal
oleh dokter, Barbara, mengaku bisa melihat sekeliling.
Dia berjalan-jalan ke sekeliling rumah sakit, ruangan operasi.
"Saya ingat sekali, selama perjalanan itu tubuh melayang," tuturnya
seperti dikutip dari situs nddaacounts.
Sambil jalan-jalan, Barbara bertemu neneknya. Mereka berbincang
akrab. Baru kemudian dia sadar sang nenek sudah meninggal 14 tahun lalu.
"Tapi perasaan dalam pertemuan tersebut sangat hangat. Saya
merasakan cinta yang luar biasa melimpah."
Ketika akhirnya sadar, Barbara memutuskan menulis buku "Full
Circle". Dia merupakan golongan atheis yang percaya kehidupan sesudah
mati, spiritualitas, dan eksistensi roh, walau tidak seperti yang ditulis
kalangan beragama.
3. Thomas Sawyer bilang manusia reinkarnasi
Pria asal Amerika Serikat ini mengalami kematian klinis pada 1978 akibat kecelakaan lalu lintas. Dalam kesaksian di acara bincang-bincang Oprah, awalnya Thomas Sawyer mengaku melayang di sebuah lubang.
Lelaki yang sejak muda tidak percaya agama dan konsep ketuhanan
itu bertemu sebuah cahaya yang berbicara. "Tidak ada penjelasan apapun,
apakah cahaya ini Tuhan seperti yang dikenal manusia atau bukan,"
tuturnya.
Dari cahaya tersebut mendapat informasi, bahwa dunia digerakkan
oleh cinta. Thomas juga memperoleh penjelasan bahwa manusia memiliki pilihan
setelah mati. Jika ingin kembali hidup, maka perjalanan itu bakal berulang.
Sementara bila ingin tetap meninggal, maka jiwa manusia akan menjadi cahaya.
"Saya sangat ingat dari pengalaman tersebut, eksistensi Tuhan
yang sejati adalah pengetahuan tentang dunia ini."
Ketika bangun, Thomas merasa sudah melakukan perjalanan spiritual
bertahun-tahun. Namun dokter menjelaskan bahwa dia hanya mati suri selama 15
menit.
Sampai sekarang Thomas Sawyer tetap menjadi seorang atheis yang
mempromosikan spiritualitas dan perilaku baik pada sesama manusia.
4. Carl Jung keliling dunia
Ilmuwan atheis ini dikenal
oleh mahasiswa psikologi di seluruh dunia. Carl Gustav Jung, asal Swis,
merupakan salah satu tokoh penyusun kategori kesadaran emosional manusia.
Pada Januari 1944, dia rupanya pernah mengalami mati suri setelah
menderita serangan jantung. Selama beberapa jam, Jung mengaku menyambangi
pelbagai tempat di dunia.
Dalam keadaan mati suri, Jung mengklaim tubuhnya seakan terus
melayang, hingga akhirnya sampai di luar bumi. Pada saat itu, belum ada misi
antariksa. Namun Jung dapat menggambarkan wujud planet kita yang bulat,
dipenuhi warna biru samudera, dan lain sebagainya.
Temuan-temuan itu dia tulis dalam bukunya beberapa tahun setelah
pengalaman mati suri tersebut. Sampai akhirnya, Jung tetap tidak meyakini Tuhan
seperti yang diajarkan agama.
Namun dia membenarkan, bahwa ruh itu ada. Ketika mati suri, maka
ruh membawa ingatan, kenangan, dan lain sebagainya. Jung pun menyatakan
kehidupan sesudah mati sangat mungkin terjadi, tapi berbeda sekali dari ajaran
agama samawi.
"Alam bawah sadar kita selalu percaya pada konsep hidup
sesudah mati," tulisnya.
5. Shasha Eliasson alami kekosongan abadi
Pemuda asal Swedia, Sasha Eliasson pada 2014 mengalami dua kali musibah fatal. Dua insiden berbeda ini membuatnya secara klinis meninggal.
Beruntung, dia selalu hidup lagi. Lebih mengejutkan, pria 22 tahun
yang mengaku seorang atheist itu menceritakan pengalaman berada di alam lain.
"Benar-benar murni kegelapan. Tidak ada apapun. Kosong,"
kata Shasha seperti dilansir the Daily Mail, Sabtu (28/2).
Sasha dinyatakan tewas pertama kali seusai mengalami kecelakaan
sepeda motor pada Juni 2014. Kendaraannya lepas kendali di jalan raya, sehingga
dia menabrak beton.
Beberapa bulan kemudian, dia kembali tewas karena overdosis obat
penenang sebelum menjalani operasi yang masih terkait kecelakaan sebelumnya.
Dokter menyatakan dia mati suri tak lebih dari tiga menit dalam
dua kejadian berbeda tersebut.
"Tapi saya akui, (selama mati suri) rasanya seperti menyadari
kita tidur lama sekali. Padahal kenyataanya kita cuma mati suri selama beberapa
menit," imbuhny
Selain itu, merasakan dua kali meninggal dunia justru tidak lagi
membuatnya takut mati. Sasha menilai kematian adalah proses alamiah dalam
kehidupan. "Ketika anda mati, ya begitulah. Semua berakhir. Tidak ada yang
perlu ditakuti."Sumber: Merdeka.com