SUBHANALLAH..! Dari Umur 10 Tahun, Tunanetra Asal Pontianak Ini Sudah Hafal Alquran
RadarIslam.com ~ Meraih cinta Allah dengan cara mencintai
Alquran telah membuat penyandang disabilitas asal Pontianak ini mampu
mengalahkan hambatan yang ada pada dirinya. Muhammad Hasbi, Lahir di Makkah
pada tahun 1983. Meski tak dapat melihat, anak pasangan H. Muliji dan Hj Maisun
ini sejak umur 7 tahun sudah diajarkan membaca dan menghafal Alquran.
Mempunyai suara yang merdu, apalagi ketika membaca Alquran hingga mampu menggetarkan siapa saja yang mendengarnya adalah impian setiap muslim. Begitu juga dengan Muhammad Hasbi. Dibawah bimbingan kedua orangtua dan guru pembimbingnya di Makkah, dengan lantunan yang merdu dan berdisiplin, setiap hari tak pernah lelah menghafal surah demi surah Alqur’an. Puncaknya, hingga umur 10 tahun ia sudah menjadi Hafiz, hatam menghafal Alquran. Sebuah prestasi yang luar biasa yang jarang ditemui bagi anak kecil, lebih-lebih seorang tunanetra.
“Dari sana saya sudah hatam 30 juz, baru balik ke Pontianak tahun 1996,” ujarnya seperti yang dikutip Pontianak Post.
Setelah hampir dua tahun menetap di Pontianak, barulah pada 1998 Hasbi mulai mengikuti STQ cabang tahfiz. “Sekembali dari Makkah, saya dapat informasi agar ikut-ikut lomba. Alhamdulillah, sudah beberapa kali dapat juara,” ucapnya ramah melalui sambungan telepon kepada RadarIslam.com
Segala kekurangan yang dimiliki, ternyata tak menjadi halangan untuk tetap berprestasi dalam ajang perlombaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) dan Musabaqah Tilawatil Quran MTQ. Mulai tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional sudah diikuti pria 33 tahun ini.
Banyak prestasi sudah diraihnya, di antaranya STQ tahun 1998 tingkat provinsi, juara satu cabang tahfiz Alquran 30 juz. Tahun 1999 tingkat provinsi tahfiz cabang 20 juz. Tahun 2000 juara pertama cabang tahfiz Alquran 30 juz di Sintang. “Saya juga dikirim ke tingkat nasional tahun 1998 di Bali dan 1999 di Jakarta,” jelasnya.
Kemudian tahun 2002 cabang tahfiz Alquran 20 juz, Hasbi menjadi juara pertama tingkat provinsi dan di kirim ke Mataram. Lalu tahun 2001 tingkat provinsi cabang tahfiz Alquran 10 juz berhasil meraih juara kedua. Pada 2003 setelah menjadi juara pertama MTQ cabang Tahfiz 30 Juz di Ketapang, kemudian di cabang STQ Hasbi mewakili Kalbar tingkat nasional di Palangkaraya. Kemudian tahun 2004 STQ di Sambas mendapat juara pertama, 2005 juara ketiga, dan 2007 juara kedua MTQ di Ketapang. “Itu terkahir saya ikut MTQ dalam cabang tahfiz,” katanya.
Setelah itu dia pun beralih ke cabang qari tunanetra. Mulai tahun 2008 dia berhasil menjadi juara pertama di cabang tersebut saat MTQ di Banten. Terkahir tahun 2012 juara dua MTQ di Melawi.
Saat ini Hasbi juga terus aktif, di mana tiap sebulan sekali mengadakan pertemuan di Pondok Pesantren Assalam Pal Lima Pontianak, sesama penghafal Alquran. Dia pun kerap kali diundang dalam berbagai acara untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran.
“Lomba saya juga masih aktif, dua tahun sekali untuk cabang tunanetra. Selama masih diperlukan saya akan ikut terus, tidak mengharap apa-apa yang penting silaturahminya,” katanya.
Kemudian pada tahun 2005, dia juga mendapat pendidikan di bidang komputerisasi hingga sekarang. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa menggunakan komputer seperti teman-teman yang awas, (bisa) membaca dan mengetik,” terangnya.
Diluar keagamaan, banyak sekalai kegiatan yang dimilikinya. Sebagai penggemar sandiwara, ia aktif bergabung di komunitas pecinta Sandiwara Radio. Hasbi ini juga bergabung di komunitas Tunanetra, Kartunet. Bahkan dalam komunitas tersebut ia juga pernah dipercaya menjadi ketua litbang bidang IT. Melalui akun Facebooknya H. Muhammad Hasbi, ia juga membuat group IT Nusantara di facebook yang banyak juga diikuti oleh baik komunitas tunanetra maupun umum. Dari pantauan RadarIslam.com, dalam group tersebut ia selalu berkontribusi aktif dan dan tak segan-segan membagikan pengetahuannya tentang ilmu komputer, membantu sesama anggota yang bergabung disana.
“Ah, kita itu disana saling bantu membantu saja kok, belajar sambil saling berbagi. Hitung-hitung bisa menjalin tali silaturahmi dengan banyak teman di dunia maya”, pungkasnya merendah saat RadarIslam.com mengungkapkan kekagumannya. Salut! semoga bisa menginspirasi kaum muslimin lainnya. (NR)
Baca Juga artikel bermanfaat lainnya:
- Type Hobby Wanita Yang Harus Dihindari Dijadikan Istri
- Kisah Abu Nawas Menjebak Pencuri
Mempunyai suara yang merdu, apalagi ketika membaca Alquran hingga mampu menggetarkan siapa saja yang mendengarnya adalah impian setiap muslim. Begitu juga dengan Muhammad Hasbi. Dibawah bimbingan kedua orangtua dan guru pembimbingnya di Makkah, dengan lantunan yang merdu dan berdisiplin, setiap hari tak pernah lelah menghafal surah demi surah Alqur’an. Puncaknya, hingga umur 10 tahun ia sudah menjadi Hafiz, hatam menghafal Alquran. Sebuah prestasi yang luar biasa yang jarang ditemui bagi anak kecil, lebih-lebih seorang tunanetra.
“Dari sana saya sudah hatam 30 juz, baru balik ke Pontianak tahun 1996,” ujarnya seperti yang dikutip Pontianak Post.
Setelah hampir dua tahun menetap di Pontianak, barulah pada 1998 Hasbi mulai mengikuti STQ cabang tahfiz. “Sekembali dari Makkah, saya dapat informasi agar ikut-ikut lomba. Alhamdulillah, sudah beberapa kali dapat juara,” ucapnya ramah melalui sambungan telepon kepada RadarIslam.com
Segala kekurangan yang dimiliki, ternyata tak menjadi halangan untuk tetap berprestasi dalam ajang perlombaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) dan Musabaqah Tilawatil Quran MTQ. Mulai tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional sudah diikuti pria 33 tahun ini.
Banyak prestasi sudah diraihnya, di antaranya STQ tahun 1998 tingkat provinsi, juara satu cabang tahfiz Alquran 30 juz. Tahun 1999 tingkat provinsi tahfiz cabang 20 juz. Tahun 2000 juara pertama cabang tahfiz Alquran 30 juz di Sintang. “Saya juga dikirim ke tingkat nasional tahun 1998 di Bali dan 1999 di Jakarta,” jelasnya.
Kemudian tahun 2002 cabang tahfiz Alquran 20 juz, Hasbi menjadi juara pertama tingkat provinsi dan di kirim ke Mataram. Lalu tahun 2001 tingkat provinsi cabang tahfiz Alquran 10 juz berhasil meraih juara kedua. Pada 2003 setelah menjadi juara pertama MTQ cabang Tahfiz 30 Juz di Ketapang, kemudian di cabang STQ Hasbi mewakili Kalbar tingkat nasional di Palangkaraya. Kemudian tahun 2004 STQ di Sambas mendapat juara pertama, 2005 juara ketiga, dan 2007 juara kedua MTQ di Ketapang. “Itu terkahir saya ikut MTQ dalam cabang tahfiz,” katanya.
Setelah itu dia pun beralih ke cabang qari tunanetra. Mulai tahun 2008 dia berhasil menjadi juara pertama di cabang tersebut saat MTQ di Banten. Terkahir tahun 2012 juara dua MTQ di Melawi.
Saat ini Hasbi juga terus aktif, di mana tiap sebulan sekali mengadakan pertemuan di Pondok Pesantren Assalam Pal Lima Pontianak, sesama penghafal Alquran. Dia pun kerap kali diundang dalam berbagai acara untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran.
“Lomba saya juga masih aktif, dua tahun sekali untuk cabang tunanetra. Selama masih diperlukan saya akan ikut terus, tidak mengharap apa-apa yang penting silaturahminya,” katanya.
Kemudian pada tahun 2005, dia juga mendapat pendidikan di bidang komputerisasi hingga sekarang. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa menggunakan komputer seperti teman-teman yang awas, (bisa) membaca dan mengetik,” terangnya.
Diluar keagamaan, banyak sekalai kegiatan yang dimilikinya. Sebagai penggemar sandiwara, ia aktif bergabung di komunitas pecinta Sandiwara Radio. Hasbi ini juga bergabung di komunitas Tunanetra, Kartunet. Bahkan dalam komunitas tersebut ia juga pernah dipercaya menjadi ketua litbang bidang IT. Melalui akun Facebooknya H. Muhammad Hasbi, ia juga membuat group IT Nusantara di facebook yang banyak juga diikuti oleh baik komunitas tunanetra maupun umum. Dari pantauan RadarIslam.com, dalam group tersebut ia selalu berkontribusi aktif dan dan tak segan-segan membagikan pengetahuannya tentang ilmu komputer, membantu sesama anggota yang bergabung disana.
“Ah, kita itu disana saling bantu membantu saja kok, belajar sambil saling berbagi. Hitung-hitung bisa menjalin tali silaturahmi dengan banyak teman di dunia maya”, pungkasnya merendah saat RadarIslam.com mengungkapkan kekagumannya. Salut! semoga bisa menginspirasi kaum muslimin lainnya. (NR)
Baca Juga artikel bermanfaat lainnya:
- Type Hobby Wanita Yang Harus Dihindari Dijadikan Istri
- Kisah Abu Nawas Menjebak Pencuri