Beginilah Jeritan Ruh Saat Jenazah di Mandikan
Radarislam.com
~ Kematian
adalah keniscayaan bagi manusia di dunia ini. Setiap yang bernyawa pasti akan
mati. Sekarang ini, manusia yang masih hidup hanya menunggu giliran untuk
dicabut nyawanya. Untuk mereka yang telah mendahului kita meninggalkan
dunia ini, wajib diurus jenazahnya sesuai dengan ketentuan Islam. Jenazah wajib
dimandikan, dikafani, di shalatkan hingga dikubur.
Dari beberapa prosesi tersebut, yang paling sulit adalah memandikan jenazah. Beberapa pemandi jenazah terkadang harus mengundang pihak keluarga untuk memandikan si jenazah.
Ada sebuah kejadian saat proses memandikan mayat. Ruh dari mayit tersebut akan didengar oleh semua makhluk kecuali oleh manusia dan jin. Berikut penjelasannya.
Kitab karya Imam Abdirrahin bin Ahmad Al-Qadhiy menjelaskan tentang bagaimana sakitnya ketika menjalani proses sakaratul maut. Setelah malaikat Izrail sudah menyelesaikan tugasnya, maka tubuh yang sudah menjadi jenazah akan dimandikan, untuk kemudian dikafani, di shalatkan dan dimakamkan.
Diceritakan oleh Aisyah ra, ketika itu, Ia tengah menunggu suaminya Rasulullah SAW kembali ke rumah. Ia mengucapkan salam dan kemudian berdiri untuk menyambut sang Nabi kecintaan Allah tersebut.
“Duduklah di tempatmu, tidak usah berdiri wahai Ummul Mukminin,” begitu ucap Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW kemudian turut duduk bersama Aisyah dan kemudian meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya tersebut. Aisyah lantas mencari uban pada jenggot Rasulullah dan menemukan 19 helai rambut yang sudah memutih.
Aisyah kemudian berpikir dalam hatinya, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka Ia pun menangis sehingga mengalir air matanya jatuh menitis pada wajah Baginda Rasulullah.
Sadar terkena tetasan air mata istrinya, Rasulullah pun kemudian terbangun dari tidurnya. “Wahai ummul mukminin, apa yang membuatmu menangis? “tutur Rasulullah SAW.
Aisyah ra kemudian menceritakan apa yang ia rasakan setelah melihat uban-uban Rasulullah SAW tersebut.
“Tahukah kamu, kondisi apakah yang paling menyusahkan bagi mayit?” Kata Rasulullah SAW.
“Tidak ada kondisi yang paling menyusahkan atas diri mayit dari saat keluar dari rumahnya, anak-anak yang ditinggalkan berada di belakangnya, serta menangisinya,” kata Aisyah.
“Itu memang menyakitkan, tapi masih ada lagi yang jalan pedih dari itu,” sahut Rasulullah SAW.
“Tidak ada kondisi yang lebih berat atas diri mayit dari saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur dibawah tanah, para kerabat, anak dan istrinya meninggalkannya pulang.Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya,” ujar Aisyah.
Baginda kemudian tersenyum simpul mendengar jawaban istrinya ini. Beliau lantas menjelaskan bahwa sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah ketika datangnya “Tukang Memandikan Mayit.”
Pemandi jenazah biasanya akan melepaskan cincin yang dipakai si mayit, melepaskan pakaiannya kemudian memandikannya. Saat itu, ruh akan menjerit kuat dimana suaranya dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.
“Apa yang diserukan oleh ruh itu ya Rasulullah?“ tanya Aisyah.
“Hai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu agar engkau mencopot pakaianku dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa dari Malaikat Maut,“ begitu ungkap Rasulullah SAW.
Aisyah bertanya lagi, “Apa yang dikatakan oleh ruh itu?”
“Hai tukang memandikan, demi Allah jangan kamu gunakan air panas dan air dingin, sungguh jasadku terasa masih terbakar sebab nyawaku telah dicabut.”
Saat dimandikan, ruh itu berteriak lagi, “Hai tukang memandikan, Demi Allah jangan kamu memegang diriku begitu kuat karena jasadku masih terluka karena keluarnya nyawa.”
Baca Juga:
- Imam Al-Ghazali : Meski Cantik, Jangan Nikahi 6 Tipe Wanita Ini!
- Ini Dia Cara Ampuh Punya Perut Six Packs Tanpa Nge-Gym
Sumber: infoyunik.com