Ibu meninggal, Bocah Malang ini Harus Rawat Ayahnya yang Lumpuh
Radarislam.com
~ Umumnya anak-anak senang menghabiskan waktunya untuk
bermain. Tapi tidak halnya dengan Wafa Dhia Faiha Khoirunnisa. Dia harus
menanggung susahnya hidup sejak masih kecil.
Karena kemalangan yang dialami oleh orang tuanya, anak berumur 8 tahun
itu harus menjalani nasib yang berbeda dengan anak seusianya.
Penderitaan dan kepedihan dalam hidupnya dimulai dua tahun yang lalu
ketika ayahnya, Suyadi (37) harus terjatuh dari pohom kelapa. Ini menyebabkan
Suyadi harus diamputasi tangannya dan menjadi lumpuh karena tulang belakangnya
yang patah.
Tak berhenti disitu, sekitar 1,5 tahun yang lalu, ibunya
meninggal dunia setelah melahirkan adiknya. Beban yang harus dijalaninya harus
bertambah, ayahnya bahkan kini tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit karena
batu empedu.
Untungnya, dukungan finansial dan moral dari kerabat dan
warga sekitar sedikit meringankan beban hidup yang ditanggung Wafa.
Wafa mengungkapkan dia hanya bisa mengingat ibunya secara
samar karena dia ditinggal saat dirinya masih kecil. Sejak dia ditimpa kesusahan, keperluan
hidupnya dan ayahnya ditanggung oleh bibinya, Jamilah (34). Meski Jamilah sendiri hanyalah penjual jajanan sekolah dengan penghasilan tak seberapa. Sedangkan adiknya sedang dirawat oleh nenek
dari ibunya.
Namun keluarga ini masih merasa bersyukur, keguyuban warga desa di tempat tinggalnya
masih terjalin erat. Tiap selapanan atau 35 hari hitungan jawa, warga secara
kolektif mengumpulkan donasi seikhlasnya untuk mengurangi beban Wafa dan
keluarganya.
Sementara untuk keperluan Sekolah bocah yang saat ini
duduk di kelas dua SD IT An Nur, Selondoko, Ampel, tersebut, seluruhnya
digratiskan oleh pihak sekolah. Sedang untuk keperluan lain seperti seragam,
makan siang dan sebagainya ditanggung oleh perkumpulan wali murid kelas Wafa.
Terlebih Wafa dikenal sebagai anak yang rajin dan bagus dalam bersosialisasi.
Jamilah, bibi Wafa mengatakan, sumbangan dari masyarakat
sekitar yang bersimpati pada nasib bocah tersebut sangat membantu. Bahkan,
untuk pengobatan ayah Wafa yang saat ini terbaring di RS, selain dari BPJS,
juga ada dermawan yang ikut mengulurkan tangan.
“Dukungan masyarakat selama ini sangat membantu kami,” ucapnya lirih.
Namun, karena harus mengurus banyak orang, yakni Wafa dan
ayahnya, ibunya, serta satu orang anaknya yang masih berusia empat tahun, Jamilah
kadang terpaksa berutang, mengingat hasil kerjanya sebesar Rp20 ribu setiap
hari hasil berdagang jajanan, tentu saja tak mampu menutupi seluruh kebutuhan tersebut. (*)
Sumber: okezone.com