Gagal Jadi Cagub Independen, Pria Ini Malah Bikin Ngakak Anggota KPU
Radarislam.com ~ Pendaftaran bakal calon gubernur DKI perseorangan ditutup
pada pukul 16.00 WIB pada tanggal 7 Agustus 2016 kemarin. Lima menit sebelum
penutupan tersebut, Jamaludin, bakal calon gubernur datang ke kantor KPU DKI
Jakarta. Dirinya mengaku sedang terjebak macet sehingga formulir dan KTP untuk
dukungannya belum sampai ke lokasi.
“Maaf, saya terlambat karena terjebak macet tadi. Saya saja
naik ojek kok. Bukan ojek sebenarnya. Ada orang di pinggir jalan yang
menggunakan motor terus saya minta diantar ke KPU DKI. Saya kasih saja uang Rp.
100 ribu,” ungkap Jamal di depan anggota KPU DKI Jakarta.
Jamal memohon agar KPU DKI memberikan waktu dan
kesempatan sampai dukungan KTP datang. Tetapi sayang, permohonan Jamal tidak
dikabulkan.
“Saya minta maaf karena pasangan bapak belum datang juga
sampai sekarang. Kami terpaksa menutup
tanpa bisa memenuhi keinginan Bapak. Ini sudah aturan, Pak,” ujar Sumarno,
ketua KPU DKI.
Lelaki yang menggunakan pakian Betawi tersebut kembali
meminta. Dia bercerita bahwa dirinya sudah melakukan pengumpulan KTP dan
dukungan selama 3 bulan. Bahkan, dia menganalogikan permohonannya seperti
permohonan terpidana mati, Freddy Budiman.
“Maaf sih, Pak. Saya ini seperti Freddy Budiman. Ini maksudnya
permintaan terakhir. Saya minta Bapak sudi memberikan kesempatan untuk saya.
KTP nya ini sudah dikumpulkan 3 bulan, lho,” ujar Jamal sambil tertawa.
Ketua KPUD DKI langsung meminta maaf karena tidak bisa
menerima pendaftaran calon perseorangan bukan karena tidak ada wakil. Tetapi
karena berkas pendaftaran cagub DKI haru masuk ke KPU sebelum pukul 16.00 WIB.
“Jika sudah jam 4 sore, penyerahan berkas dukungan calon
perseorangan telah ditutup. Kami sangat menghargai segala usaha Pak Jamal. Tapi
berkas pasangan calonnya belum ada sehingga tidak bisa kami proses. Maaf sekali,”
jawab Sumarno.
Mendengar ini, Jamal membalas ucapan Sumarno dengan nada
ancaman.
“Kalau bapak kasih saya kesempatan. Alhamdulilah. Kalau
tidak, nanti pulang lewat mana ya? Tenang... Saya hanya bercanda kok pak. Saya mau minta
ongkos," timpal Jamal disambut gelak tawa Ketua KPU dan semua yang hadir.
Jamal akhirnya meninggalkan kantor KPU DKI dengan pasrah karena telah gagal menjadi Calon Gubernur Independen. Meski sebelumnya telah susah payah mengumpulkan KTP selama 3 bulan..
Jamal akhirnya meninggalkan kantor KPU DKI dengan pasrah karena telah gagal menjadi Calon Gubernur Independen. Meski sebelumnya telah susah payah mengumpulkan KTP selama 3 bulan..