Miris! Bantu Bikin Jembatan di Tempat Terpencil Indonesia, Pria Asing Ini Malah Didenda
Radarislam.com ~ Sosiolog asal Universitas Indonesia, Imam Prasodjo
mengunggahkan berita mengenai arsitek dari Swiss, Toni Ruttiman. Ruttiman merupakan
seorang arsitek dari Swiss yang membantu membangun sejumlah jembatan di daerah
terpencil di Indonesia.
Imam menceritakan bahwa Ruttiman datang ke Indonesia
karena dia terneyuh melihat pemberitaan mengenai jembatan jembatan yang ada di
Indonesia. Tekadnya semakin bulat tatkala dia melihat anak-anak harus
bergelantungan di jembatan ketika mereka hendak berangkat ke sekolah.
3 tahun berada di Indonesia, Ruttiman tidak pernah
mendapatkan sorotan dari media. Dia mengajak warga untuk gotong royong
membangun sebuah jembatan gantung untuk menyambung akses jalan yang telah
terputus.
Karena bantuan yang minim dari pemerintah, Ruttiman
mengupayakan ketersediaan bahan baku. Dia langsung mengambil bahan dari teman
dekatnya yang mempunyai perusahaan pipa. Dia juga merekrut beberapa tenaga kerja di Indonesia untuk dijadikan
stafnya membantu upayanya. Salah satu pemuda yang dia rekrut adalah
Suntana.
“Setidaknya sudah 61 jembatan gantung yang dipasang oleh
Ruttiman di seluruh Nusantara mulai Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sulawesi,
Maluku Utara dan NTT,” tegas Imam seperti dikutip Radarislam.com dari Detik.com (29/9).
Bahan Baku Sering Terhambat dan dikenai Denda
Namun sayang, bahan baku yang diimport dari negaranya sering terhambat akibat berbelit-belitnya proses birokrasi di Indonesia, . Lebih miris lagi Suntana menceritakan lika-liku proses pengurusan barang bantuan malah berakhir denda demurrage (batas waktu kontainer).
Dalam tagihan demmurage yang dilampirkan Suntana, tertulis jumlah denda per tanggal 19 September 2016 adalah Rp 169.890.000. Konfimasi terbaru tagihan demmurage per 26 September 2016 adalah Rp 195.650.000. Di surat itu, Suntana meminta Imam mencarikan solusi agar program jembatan gantung untuk Indonesia itu bisa terus berjalan.
Imam lebih terpukul lagi membaca email dari Ruttiman yang mengaku ingin menyudahi upaya bantuan yang ia lakukan setelah periode bantuan ini selesai. Dia berharap Ruttiman masih mau dibujuk untuk terus bertahan di tanah air dan melanjutkan upayanya.
"Terus terang saya malu menghadapi kejadian ini. Saya ingin sekali berteriak sekerasnya mewakili rakyat yang selama ini masih mengharapkan bantuan Toni Ruttiman. Maukah pemerintah mengabil alih denda yang harus dibayar ini? Saya juga terfikir, bisakah kita bersama-sama urunan untuk mengganti denda demmurage agar kita sebagai bangsa setidaknya memiliki harga diri? Entahlah!," tulis Imam.
Menteri PUPR siap Menanggung biaya demurrage
Namun Saat terakhir dikonfirmasi melalui WhatsApp, Imam menyampaikan kabar baik. Menurutnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah bersedia menanggung biaya demurrage dan proses lainnya. Dia pun berharap Ruttiman terus melanjutkan perjuangannya membangun jembatan gantung di pelosok-pelosok tanah air untuk membantu masyarakat. [Radar Islam/ Detik]