Wanita yang Berkarir Itu Boleh Saja, Asalkan Mengerti Hal ini - RadarIslam.com

Wanita yang Berkarir Itu Boleh Saja, Asalkan Mengerti Hal ini

Radarislam.com ~ Di era emansipasi, kaum perempuan semakin mempunyai banyak peluang untuk berkarir dan berkarya. Kita banyak melihat bahwa perempuan-perempuan tersebut kebanyakan bekerja di luar rumah sebagai wanita karir.

Para wanita karir tersebut  berhasil  sukses di bidangnya masing-masing dan kita semakin terkagum dengan kesuksesan si wanita karir dalam menjabat posisi yang penting dalam berbagai organisasi. Namun tidak banyak kaum wanita yang sadar bahwa pengejaran mereka terhadap karir harus dibayar mahal?

Menjadi wanita karir mungkin sudah hal yang lumrah pada masa sekarang ini. Mayoritas orang berpendapat bahwa wanita yang tidak berkarir ibarat ikan tanpa air. Di satu sisi, wanita bebas mengaktualisasikan dirinya. 

Tapi di sisi lainnya, mereka tidak lebih dari alat untuk jual beli produk. Wanita memanfaatkan kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya untuk iklan komersial dan penjualan. Mereka juga membeli barang-barang yang biasa dimiliki oleh wanita modern.

Pertanyaan yang mestinya diajukan adalah menjadi wanita karir benarkah kebebasan yang hakiki bagi perempuan ataukah manipulasi terselubung terhadap kaum Hawa?

Banyaknya wanita yang memilih karir menimbulkan persoalan yang serius. Salah satu contohnya yaitu yang terjadi di Eropa. Belakangan ini, banyak wanita Eropa yang memilih karir ketimbang keluarga sehingga tingkat kesuburan menurun dan populasi semakin berkurang. Wanita di Eropa lebih senang merawat karirnya daripada menjalankan instingnya untuk merawat dan mendidik anak-anak.

Mungkin benar bahwa wanita karir bisa membagi waktunya. Namun, porsi waktu yang dihabiskan biasanya lebih banyak untuk melanjutkan karirnya daripada melayani keluarga. Wanita karir bisa mempunya apa saja namun sejatinya mereka tak memiliki kehidupan.

Seorang editor desk politik di Observer bernama Gaby Hinsliff mengaku bahwa dia memilih meninggalkan karirnya demi bisa menghabiskan waktu dengan sang anak lelaki yang masih berusia 2 tahun. Hinsliff berani mengungkapkan kegalauannya ketika harus mengurus karir dan keluarga.

Hinsliff menuliskan “Mengapa perempuan begitu mati-matian ingin mendapatkan ‘pengakuan’ orang lain meskipun mereka tahu itu tidak ada gunanya?” Hal yang paling penting bagi seorang wanita adalah kepuasan dia melakukan sesuatu yang penting seperti menjadi ibu dan istri yang baik.
Artikel Terkait:
Berkarir itu boleh saja, tapi pahami kodratmu. Karena hanya wanitalah yang bisa melahirkan, menyusui dan lebih tahu bagaimana cara membesarkan anaknya. Maka jangan lupakan tugas utamamu. Yaitu, utamakan mereka, menjaga keluargamu. [Radar Islam/ Mz]

Share This !