Bikin Haru, Dagangan Tidak Laku, Kakek Penjual Rempeyek di Jogja ini Tak Pernah Mengeluh
Radarislam.com ~ Saat ini berbagai jenis makanan dijual di banyak tempat. Kebanyakan
orang lebih menyukai jajanan modern yang disediakan di kafe, restoran atau
etalase. Namun bukan berarti jajanan tradisional hilang begitu saja. Segelintir
orang masih setia berjualan makanan tradisional dengan modal keranjang di
pinggir jalan.
Salah satu penjual makanan tradisional ini adalah seorang
kakek yang sudah cukup renta. Dia berjualan di sekitar Jalan Taman Siswa Yogyakarta. Ketika banyak anak
muda yang mengejar jajanan modern, kakek ini sama sekali tak putus asa. Dia masih
semangat dan tak pernah mengeluh.
Kisah mengenai kakek penjual rempeyek ini pertama kali
diunggahkan oleh akun Facebook dengan nama Ayu Nuarida. Si Kakek terbiasa
menjual 120 bungkus. Masing-masing bungkus, dia menjualnya dengan harga Rp 5
ribu. Dari hasil jualannya, dia mendapatkan untung hanya Rp 500,00 saja. Artinya,
jika seluruh dagangan laris terjual, kakek itu hanya bisa memperoleh keuntungan
Rp 60 ribu saja.
Sayang, keuntungan yang diperoleh si kakek sangat tak
sebanding dengan perjuangannya. Dia harus jalan kaki mulai dari Imogiri sampai
ke lokasi yang tak tentu setiap harinya. Bahkan, dia kadang mesti rela untuk
tidak pulang dan tidur bersama dengan para tukang becak ketika hujan turun.
Netizen bernama Ayu Nuarida itu awalnya diajak oleh
kawannya untuk membeli jajajan di depan Toko Ceria Jalan Taman Siswa. Karena larisnya
dagangan itu, mereka harus rela mengantri. Ayu pun menatap iba kakek yang ada
di depannya. Dia berjualan rempeyek kacang dan pembelinya juga sangat sepi. Kakek
itu hanya bisa mengawasi anak-anak muda yang ramai membeli macaroni.
Karena merasa welas, Ayu dan temannya membeli satu
bungkus rempeyek kacang. Ayu berbincang dengan sang kakek menggunakan Bahasa
Jawa yang sangat halus. Dia menanyakan harga rempeyek dan tempat tinggal kakek
itu. Sambil berbincang, Ayu memberikan roti bakar buatannya kepada si kakek. Si
kakek nampak sangat lahap menikmati roti buatan Ayu.
Dari ceritanya, si kakek pulang ke Imogiri naik angkot
atau becak. Tetapi jika hujan, dia lebih memilih tidak pulang dan tidur bersama
dengan tukang becak. Si Mbah begitu sang kakek biasa disapa, sudah memiliki 3
anak dan cucu yang ada di beberapa daerah.
Ayu pun menghimbau para netizen untuk membeli rempeyek si
kakek yang kebetulan lewat di Jalan Taman Siswa. Postingan Ayu mendapatkan
banyak respon dari netizen yang mendoakan kakek agar rezekinya banyak dan
berlimpah.
Salah satunya yaitu akun dengan nama Tri Hasto Hutama.
Dia menuliskan “Salut. Semoga si kakek rezekinya semakin
tambah. Aamiin.”
Komentar senada dituliskan akun dengan nama Ega Pembela
Mataram, “Bukan soal materi dan pendapatan. Kita bisa mengambil pelajaran dari
kakek yang usianya sudah tak lagi muda.” [Radar Islam/ Tribunnews]