Myanmar Panik, 12 Tentara Pemerintah Terbunuh Saat Bentrok Milisi Muslim Rohingnya, Suu Kyi Ajak Damai
Radarislam.com ~ Pimpinan de facto Myanmar Aung San Suu Kyi meminta
angkatan bersenjata untuk bergabung dengannya setelah pertempuran yang
baru-baru ini terjadi di dekat perbatasan utara negara tersebut dengan China.
12 orang tercatat terbunuh di tengah-tengah pertempuran
yang terjadi di Negara bagian Shan sejak Minggu. Ketika itu, ada 4 orang
kumpulan bersenjata dan mujahidin Muslim Rohingnya menyerang pos-pos
pemeriksaan tentara Myanmar, pejabat polisi dan daerah perdagangan pada posisi
105 Mil dari Daerah Muse.
33.000 orang lebih di daerah tersebut melarikan diri ke
bandara Muse untuk menghindari pertempuran natara pasukan kerajaan dengan
angkatan bersenjata serta para pejuang Islam. Itulah yang diungkapkan oleh
Pemerintah Khamis. Kelompok-kelompok yang terlibat dalam pertengkaran itu tidak
mendaftarkan diri pada Perjanjian Gencatan Senjata Nasional yang diresmikan
oleh kerajaan di tahun lalu.
Sejak kemerdekaan diperoleh dari British pada tahun 1948,
Myanmar (yang kini disebut dengan Burma) sudah berlangsung lebih dari setengah
abad konflik bersenjata dengan angkatan bersenjata di sana.
Baca Juga:
- Fakta Mengejutkan Biksu Radikal Myanmar Yang Anti Muslim Rohingya
- Kenapa Saya Sangat Membenci Muslim Rohingya? Alasan Biksu Wirathu ini Sangat Keji
- Derita Muslim Rohingya, Kampung Dibakar, Harta Dirampas dan Wanita Diperkosa Tentara Myanmar
Media dari kerajaan lalu memetik pernyataan dari Pejabat Negara bahwa kerajaan “Menjaga pintu perdamaian tetap terbuka untuk semua pihak yang berkaitan dengan proses perdamaian.”
Baca Juga:
- Fakta Mengejutkan Biksu Radikal Myanmar Yang Anti Muslim Rohingya
- Kenapa Saya Sangat Membenci Muslim Rohingya? Alasan Biksu Wirathu ini Sangat Keji
- Derita Muslim Rohingya, Kampung Dibakar, Harta Dirampas dan Wanita Diperkosa Tentara Myanmar
Media dari kerajaan lalu memetik pernyataan dari Pejabat Negara bahwa kerajaan “Menjaga pintu perdamaian tetap terbuka untuk semua pihak yang berkaitan dengan proses perdamaian.”
[Radar Islam/ Bs]