Felix Siauw: Nasionalisme Tak Ada Dalilnya, Tapi 5 Hal Ini Bisa Membantah Opininya - RadarIslam.com

Felix Siauw: Nasionalisme Tak Ada Dalilnya, Tapi 5 Hal Ini Bisa Membantah Opininya

Radarislam.com ~ Warga Indonesia wajib untuk menumbuhkan nasionalisme dalam dirinya. Namun hal ini tidak sependapata dengan ustadz muallaf Felix Siauw.

Ia mengatakan membela nasionalisme tak ada dalilnya apalagi panduannya. Namun membela Islam, jelas pahalanya jelas contoh tauladannya.

Nama Felix Siauw tidak begitu asing di telinga para netize . Rata-rata, penggemarnya adalah para anak muda. Ia merupakan ikon gerakan politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang ingin berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah di Tanah Air.

Felix Siauw menulis artikel berjudul “Tentang Cinta Indonesia, Nasionalisme, Ukhuwah, dan Kemerdekaan”, seperti dikutip Radarislam dari Felixsiauw.com. Dalam artikel tersebut, ia mengupas tentang nasionalisme dan kemudian dibenturkan dengan ukhuwah.

Namun ada 5 bantahan untuk mematahkan opini orang-orang yang anti paham nasionalisme seperti Felix Siauw:

1. Nabi Seorang Nasionalis
Kata nasionalis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pecinta nusa dan bangsa sendiri. Salah satu bentuk cinta tanah air adalah menggunakan segala produk yang sesuai dengan negeri sendiri. Nabi menggunakan gamis, imamah, dan berbahasa Arab merupakan contoh kecil nasionalisme.
Selain itu, Nabi juga pernah bersabda, “Demi Allah, engkau (kota Mekah) adalah bumi Allah terbaik dan kota yang paling dicintai Allah. Kalau saja aku tidak diusir oleh penduduk setempat, aku tidak tega meninggalkanmu,” (HR. Timrizi). Ini merupakan salah satu dalil bentuk kecintaan Nabi pada kota Mekah.

2. Nasionalisme dan Ukhuwah dapat Dilakukan Bersamaan
Dalam artikelnya, Felix Siauw menulis seperti ini, “Bila kita masih ngotot dengan nasionalisme, lalu bagaimana kita memandang Malaysia, Palestina, Turki, dan negeri-negeri Muslim yang lain? Dengan pandangan nasionalisme atau dengan pandangan ukhuwah?”
Hal ini dinilai aneh dengan 2 alasan. Pertama, yang memeluk agama itu orang alias manusia, bukan negara. Sejak kapan negara punya agama? Kedua, dalam waktu bersamaan, kita bisa menerapkan nasionalisme dan ukhuwah. Cinta bangsa sendiri bukan berarti acuh terhadap bangsa lain. Indonesia memiliki diplomat di berbagai negara itu bertujuan menjalin kerjasama yang menguntungkan kedua pihak. Ini juga namanya ukhuwah.

3. Anti-Nasionalisme Sama Saja Tidak Menghargai Pejuang
Dalam setiap cerahmahnya, Habib Luthfi seringkali menyebutkan pentingnya rasa nasionalisme yang harus ditanamkan secara terus menerus. Upacara bendera Sang Saka Merah Putih, memasang foto-foto pahlawan merupakan contoh kecil dari nasionalisme. Bila anti-nasionalisme, sama saja kita tidak menghargai perjuang para pahlawan Indonesia yang sudah tidak ada.

4. Penjajahan bukan Nasionalisme
Mencintai bangsa sendiri atas dasar nasionalisme bukan lantas membenarkan menjajah bangsa lain. Ini juga yang ditegaskan dalam Alquran bahwa kita dilarang memerangi negara non-Muslim yang tidak menyerang kita terlebih dahulu.
Dalam Felixsiauw.com, mencontohkan bahwa atas dasar nasionalisme berarti warga Amerika dibenarkan menjajah bangsa Vietnam. Namun hal tersebut bukanlah nasionalisme melainkan penjajahan.

5. NKRI Harga Mati
Tulisan Felix Siauw di atas mengarah pada penegakkan syariah Islam secara kafah di Indonesia. Para pejuang Indonesia sudah sepakat bahwa ideologi negara kita itu adalah Pancasila dan UUD Dasar 1945.

Baca Juga:



Bagaimana tanggapan Anda? [Radarislam/ Dd]

Share This !