Kisah Wanita Yang Kematiannya Disambut Oleh Ribuan Malaikat - RadarIslam.com

Kisah Wanita Yang Kematiannya Disambut Oleh Ribuan Malaikat

Kematian wanita disambut malaikat, Radarislam.com ~ Betapa mulianya wanita yamg disambut malaikat saat kematiannya. Seperti muslimah di zaman Rasulullah bernama Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha. Namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan. Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Dikutip Radarislam.com dari laman Tarbiahmoeslim.wordpress.comNusaibah menjadi cermin perjuangan wanita mulia ini yang berhati baja.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di tempat tidurnya. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menilai itu pasti tanda datangnya tentara musuh. Beberapa hari tersebut terjadi ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

“Suamiku tersayang. Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang," kata Nusaibah dengan lembut.

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal malah istrinya yang mendengar suara itu. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri dan menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang," kata Nusaibah.

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk.

Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said. Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…" kata sang utusan.

Nusaibah tertunduk sebentar.

"Inna lillah…. Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah," gumam Nusaibah.

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan.

“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?," tanya sang bunda sambil mengelus kepala putranya.

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus," perintah ibunya disambut dengan mata Amar yang berbinar.

“Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah," tuturnya mantap

Putemra Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menaiki kudanya dan mengikuti jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur," kata Amar

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu.

“Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi itu seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah. Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita.

“Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?," tanya Nusaibah.

“Betul…. Inna lillah….," utusan menunduk.

Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis haru. Inilah mengapa malaikat akan menyambutnya kelak di hari akhir karena ia telah merelakan orang-rang yangdicintainya berjihad di Jalan Allah. [Radarislam/ Tmb]

Share This !