Makam Ulama Indonesia Di Mekkah Dibongkar, Pemerintah Saudi Terkejut Melihat Penampakan Ini
Makam
ulama indonesia di Mekkah dibongkar , Radarislam.com ~ Makam Ulama
Indonesia di Mekah Dibongkar - Pemerintah Arab Saudi mempunyai kebijakan bahwa
jenazah yang telah dikubur selama beberapa tahun kuburannya harus digali.
Tulang belulang jenazah kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang
mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain demi
efisiensi pemakaman.
Lubang kubur yang telah dibongkar akan dibiarkan tetap
terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti.
Kebijakan ini
dijalankan tanpa pandang bulu. Siapapun dia, baik pejabat atau orang biasa,
saudagar kaya atau orang miskin, sama terkena kebijakan tersebut.
Inilah yang juga menimpa makam Syaikh Nawawi Al-Bantani.
Salah satu Ulama yang mengharumkan nama Indonesia di tanah suci. Setelah
kuburnya genap berusia 3 tahun, datanglah seorang petugas dari pemerintah kota
Makkah untuk menggali kuburnya.
Namun yang terjadi adalah hal yang tak lazim. Para
petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya. Yang mereka
temukan adalah satu jasad yang masih utuh.
Tidak kurang satu apapun, tidak ada
lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti umumnya jenazah yang telah lama
dikuburkan. Bahkan kain putih kafan penutup jasad beliau tidak sobek dan tidak
lapuk sedikit pun.
Sontak kejadian ini mengejutkan para petugas yang sedang
membongkar makamnya. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan melaporkan
apa yang telah dilihatnya.
Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari
bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.
Langkah bijak lalu diambil. Pemerintah Arab Saudi
melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al-Bantani.
Jasad beliau lalu dikuburkan
kembali seperti sediakala. Hingga sekarang makam beliau tetap berada di Ma'la,
Makkah.
Nama lengkapnya ialah Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi
bin ‘Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani. Ia dilahirkan di Tanara, serang,
Banten, pada tahun 1230 H/1813 M.
Ayahnya seorang tokoh agama yang sangat
disegani. Ia masih punya hubungan nasab dengan Maulana Syarif Hidayatullah atau
Sunan Gunung Jati (Cirebon).
Pada usia 15 tahun, Nawawi muda pergi belajar ke Tanah
Suci Mekkah, karena saat itu Indonesia –yang namanya masih Hindia Belanda-
dijajah oleh Belanda, yang membatasi kegiatan pendidikan di Nusantara.
Beberapa
tahun kemudian, ia kembali ke Indonesia untuk menyalurkan ilmunya kepada
masyarakat.
Tak lama ia mengajar, hanya tiga tahun, karena kondisi
Nusantara masih sama, di bawah penjajahan oleh Belanda, yang membuat ia tidak
bebas bergiat.
Ia pun kembali ke Makkah dan mengamalkan ilmunya di sana,
terutama kepada orang Indonesia yang belajar di sana.
Banyak sumber menyatakan Syekh Nawawi wafat di Makkah dan
dimakamkan di Ma’la pada tahun 1314 H/1897 M, namun menurut Al-A’lam dan Mu’jam
Mu’allim, dua kitab yang membahas tokoh dan guru yang berpengaruh di dunia
Islam, ia wafat pada 1316 H/1898 M.
Syekh Nawawi Al-Bantani adalah satu dari tiga ulama
Indonesia yang mengajar di Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukarramah pada abad
ke-19 dan awal abad ke-20.
Dua yang lain ialah muridnya, Ahmad Khatib
Minangkabau dan Syekh Mahfudz Termas. Ini menunjukkan bahwa kealiman dan
ilmunya sangat diakui tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di semenanjung
Arab.
Syekh Nawawi sendiri menjadi pengajar di Masjid al-Haram
sampai akhir hayatnya yaitu sampai 1898, lalu dilanjutkan oleh kedua muridnya
itu. Wajar, jika ia dimakamkan berdekatan dengan makam istri Nabi Muhammad,
Sayyidah Khadijah ra di Ma'la Makkah.
Syekh Nawawi Al-Bantani mendapatkan gelar Sayyidu Ulama’
al-Hijaz yang berarti Sesepuh Ulama Hijaz atau Guru dari Ulama Hijaz atau Akar
dari Ulama Hijaz.
Yang menarik dari gelar di atas adalah beliau tidak hanya
mendapatkan gelar Sayyidu ‘Ulama al-Indonesi sehingga bermakna, bahwa kealiman
beliau tidak hanya diakui di semenanjung Arabia, namun juga di tanah airnya
sendiri.
Selain itu, beliau juga mendapat gelar al-imam wa al-fahm al-mudaqqiq
yang berarti Tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam. [Radarislam/
Mn]