Padahal Di Depan Suamimu, Kamu Telah Lepaskan Semua Pakaianmu
Rahasia
hidup bahagia bersama suami, Radarislam.com ~ Seorang
ayah bercerita kepada anak perempuannya, suatu hari seorang wanita tua
diwawancarai oleh seorang presenter televisi dalam sebuah acara tentang rahasia
kebahagiaannya yang tak pernah putus. Apakah hal itu karena ia pintar memasak?
Atau karena ia cantik? Atau karena ia bisa melahirkan banyak anak, ataukah
karena alasan apa?
Wanita itu menjawab: “Sesungguhnya rahasia kabahagiaan
suami istri ada di tangan sang istri, tentunya setelah mendapat taufik dari
Allah. Seorang istri mampu menjadikan rumahnya laksana surga, juga mampu
menjadikannya neraka.
“Jangan Anda katakan karena harta! Sebab betapa banyak
istri yang kaya raya namun ia malah jadi rusak karenanya, lalu sang suami
meninggalkannya.
Jangan pula Anda katakan karena anak-anak!Bukankah banyak
istri yang mampu melahirkan banyak anak hingga puluhan namun sang suami tak
mencintainya, bahkan mungkin menceraikannya. Dan betapa banyak istri yang
pintar memasak. Di antara mereka ada yang mampu memasak hingga seharian tapi
meskipun begitu ia sering mengeluhkan tentang perilaku buruk sang suami.”
Mendengar jawaban tersebut, sang presenter pun terheran,
segera ia berucap:
“Lantas apakah rahasianya?”
Wanita itu menjawab: “Saat suamiku marah dan
meledak-ledak, segera aku diam dengan rasa hormat padanya. Aku tundukkan
kepalaku dengan penuh rasa maaf. Tapi janganlah Anda diam yang disertai
pandangan mengejek, sebab seorang lelaki sangat cerdas untuk memahami itu.”
“Kenapa Anda tidak keluar dari kamar saja?” tukas
presenter.
Wanita itu segera menjawab: “Jangan Anda lalukan itu!
Sebab suamimu akan menyangka bahwa Anda lari dan tak sudi mendengarkannya. Anda
harus diam dan menerima segala yang diucapkannya hingga ia tenang. Setelah ia
tenang, aku katakan padanya; ‘Apakah sudah selesai?’
“Selanjutnya aku keluar….
“Sebab ia pasti lelah dan butuh istirahat setelah melepas
ledakan amarahnya.
“Aku keluar dan melanjutkan kembali pekerjaan rumahku.”
“Apa yang Anda
lakukan? Apakah Anda menghindar darinya dan tidak berbicara dengannya selama
sepekan atau lebih?” tanya presenter penasaran.
Wanita itu menasihati :“Anda jangan lakukan itu, sebab
itu kebiasaan buruk. Itu senjata yang bisa menjadi bumerang buat Anda. Saat
Anda menghindar darinya sepekan sedang ia ingin meminta maaf kepada Anda, maka
menghindar darinya akan membuatnya kembali marah. Bahkan mungkin ia akan jauh
lebih murka dari sebelumnya.”
“Lalu apa yang Anda lakukan?” tanya sang presenter terus
mengejar.
Wanita itu menjawab: “Selang dua jam atau lebih, aku
bawakan untuknya segelas jus buah atau secangkir kopi, dan kukatakan padanya,
Silakan diminum.
“Aku tahu ia pasti membutuhkan hal yang demikian, maka
aku berkata-kata padanya seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.”
“Apakah Anda marah padanya?” ucap presenter dengan muka
takjub.
Wanita itu berkata: “Tidak… Dan saat itulah suamiku mulai
meminta maaf padaku dan ia berkata dengan suara yang lembut.”
“Dan Anda mempercayainya..?̶..?” ujar sang presenter.
Wanita itu menjawab : “Ya. Pasti. Sebab aku percaya
dengan diriku dan aku bukan orang bodoh. Apakah Anda ingin aku mempercayainya
saat ia marah lalu tidak mempercayainya saat ia tenang..?”
“Lalu bagaimana dengan harga diri Anda?” potong sang
presenter.
“Harga diriku ada pada ridho suamiku dan pada tentramnya
hubungan kami. Dan sejatinya antara suami istri sudah tak ada lagi yang
namanya harga diri. Harga diri apa lagi? Padahal di depan suamimu, Kamu telah
lepaskan semua pakaianmu!” [Radarislam/ Km]