Wanita Calon S2 Ini Syok Saat Dijodohkan Dengan Sopir, Ternyata Begini Alasan Sang Ayah
Wanita
calon S2 dijodohkan dengan sopir, Radarislam.com ~ Setiap wanita, pasti menginginkan sosok yang sempurna untuk pendamping hidupnya.
Tapi mereka kebanyakan enggan untuk dijodohkan oleh orang tua.
Tentunya setiap
orangtua pasti ingin pendamping anaknya berasal dari keluarga yg baik dan
dapat membimbing ke arah kebaikan.
Walau demian, tak sedikit wanita yang merasa kecewa dan bimbang, lantaran mereka
tidak menikah dengan pria pilihan sendiri.
Hal itu tentu saja membuat ragu apakah harus menolak atau menerima perjodohan.
Tapi, bagaimanapun, jodoh merupakan kuasa Allah SWT, seperti halnya rezeki dan kematian.
Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha melakukan
yg terbaik dalam hidupnya.
Dan Tuhan lah yang menentukan.
Seperti kisah yg dialami wanita satu ini seperti
dikutip dari akun Facebook Khusnul Khatimah.
Ia
dijodohkan dengan sopir ayahnya.
Meski awalnya menolak, wanita (tas wanita,
Red) ini kemudian dengan yakin menerima perjodohan tersebut.
Berikut kisahnya
selengkapnya.
Di
keluargaku,
pendidikan dan karir jauh lebih penting dibanding pernikahan.
Namun,
semua berubah ketika seorang lelaki dikenalkan Bapak sebagai mobil barang di
salah satu usaha dagang miliknya.
Sopir
muda ini terbilang santun dan tidak banyak bicara.
Bahkan, Bapak yg tidak
pernah memuji anak-anaknya, tidak henti-hentinya memuji sopir barunya ini.
Menurut
Bapak, ia merupakan pria yg baik, pintar dan serba bisa.
Pujian Bapak tentu
sempat membuatku keheranan.
Sopir
muda ini, selalu mengucap salam ketika masuk gerbang.
Ia pun selalu menolak
masuk rumah dan hanya menunggu di depan pintu ketika Bapak tidak ada.
Kehadirannya
seakan mengubah banyak kebiasaan Bapak.
Musik
keroncong yg biasa selalu terdengar di rumah dan tape mobil kita.
Tidak pernah
diputar lagi dan digantikan dengan muratal atau ceramah agama.
Ibu pun demikian.
Ia terlihat
mulai meniggalkan salon, dandanan modern, kuteks, serta perkembangan fashion yg
selalu diikutinya.
Namun,
aku lebih kaget lagi ketika Bapak menawarkanku untuk menikah dengan sopir muda
tersebut.
Aku yg calon S2 merasa terhina harus menikah dengan sopir.
Namun,
Bapak menjelaskan semuanya padaku, tentang siapa sopir Bapak sebenarnya dan
mengapa Bapak merelakanku menikah dengannya.
Aku
pun sempat malu ketika mendengar cerita Bapak hingga akhirnya memutuskan untuk
berkata “ya”.
Sopir muda ini memang bukan sopir biasa.
Ia merupakan sarjana
teknik yg kini tengah menyelesaikan gelar pasca sarjananya dengan beasiswa.
Sebagai
anak yatim, ia bekerja sebagai sopir untuk menutup biaya hidup selama kuliah,
juga biaya keluarganya.
Meski awalnya bimbang, aku yakin dia adalah lelaki
terbaik yg sudah dikirimkan Tuhan sebagai jodohku.
Ya, saat Anda dijodohkan oleh orang tua, sebaiknya pikir dan teliti kembali calon yang dipilihkan.
Bagaimana latar belakangnya?
Seperti apa sifat aslinya?
Dan apakah ia juge menerima perjodohan ini? Jangan terlalu terburu-buru membuat keputusan.
Bicarakan lagi kepada orang tua agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. [Radarislam/ Vb]