Buru-Buru Akan Pergi Ke Kantor, Anak Ini Malah Minta Dimandikan, Namun Ibunya Malah Menyesal Seumur Hidup Karena Akhirnya Jadi Begini
Anak
minta dimandikan saat pergi ke kantor, ibu malah menyesal seumur hidup,
Radarislam.com ~ Anak merupakan anugerah Allah SWT bagi
pasangan suami istri yangsudah menikah. Mereka berhak mendapatkan kasih sayang,
pendidikan, dan bekal yang baik demi masa depannya.
Namun, kita tak bisa menampik kenyataan bahwa orang tua
jaman sekarang yang mementingkan kesibukan dan pekerjaannya, banyak dari mereka
yang sampai lalai dengan anaknya.
Namun kisah ini menjadi renungan bagi kita semua, betapa
pentingnya anak dan betapa sakitnya rasa kehilangan anak yang kita cinta. Tersebutlah
Dinda, sosok wanita yang merasa hidupnya sangat sempurna. Sejak duduk di bangku
kuliah ia telah mendapatkan banyak hal yang diimpikan banyak mahasiswa. Ia begitu cerdas dan berprestasi.
Dinda adalah salah satu yang beruntung saat kampus mengirimnya untuk studi Hukum
Internasional di Universitas Yale, Amerika. Hidupnya menjadi semakin lengkap karena ia
mendapatkan pasangan yang serasi menurutnya.
Kebahagiaan itu ditambah lagi saat sang buah hati lahir.
Ia memberi nama anaknya itu Alifya. Nama yang di ambil dari hruf awal dan akhir
hijaiyah. Tak sekedar kebahagiaan karena kelahiran anak pertamanya. Suami Dinda
pun berhasil menyelesaikan gelar PhD. Kehidupannya yang sangat sempurna begitu
didambakan banyak orang.
Sebagai staf diplomat tentulah kesibukan Dinda banyak
menyita waktunya. Bahkan Alif putranya sudah ditinggal-tinggal sejak usia 6
bulan. Beberapa teman Dinda sempat mempertanyakan tidakkah Alif terlalu kecil
untuk dtinggal.
Namun Dinda selalu berhasil berdalih dengan mempekerjakan
baby sitter profesional yang keahliannya tidak diragukan. Ia pu rajin
mengontrol jadwal anaknya lewat telepon. Dengan penanganan dan perencanaan yang
matang tersebut. Alif tumbuh menjadi anak yang cerdas, lincah, dan pengertian.
Kakek-neneknya pun selalu membanggakannya.
Setiap menjelang tidur neneknya selalu bercerita untuk
alif dan berkata “contohlah ayah ibumu” diakhir ceritanya. Alif tumbuh dengan
sangat kondusif hingga Dinda tidak ragu lagi meninggalkannya di rumah.
Ketika usianya 3 tahun, Alif meminta seorang adik. Namun
Dinda tak menghiraukannya karena ia merasa sibuk dan sudah cukup dengan kebahagiannya
saat ini. Dinda pun mengganti permintaan Alif dengan mainan baru dan uang jajan
yang ditambah. Alif pun berhenti merengek.
Beberapa hari kemudian tidak seperti biasanya Alif
merengek dan menolak dimandikan oleh baby sitter. Ia meminta untuk dimandikan
Dinda. Namun kesibukan Dinda tak mengizinkannya. Ia memohon maaf, dan Alif
lagi-lagi pengertian. Hampir sepekan Alif terus-terusan meminta dimandikan.
Sebulan berlalu Alif tidak lagi meminta hal-hal ‘aneh’.
Hingga di suatu malam Alif lagi-lagi merajuk. Kali ini ia meminta tidur bersama
Dinda. Namun Dinda tidak mengabulkan karena ia takut Alif tumbuh menjadi anak
yang manja.
“Selimuti aku bunda” rengeknya yang tetap ditolak Dinda.
Hingga suatu sore, Dinda di telepon oleh baby sitter
Alif.
“Bu Alif demam dan
kejang-kejang, sekarang di emergency.”
Dinda pun meninggalkan peresmian kantor barunya dan
menemui Alif. Namun sudah terlambat. Alif sudah menghembuskan nafas terakhirnya
beberapa saat lalu. Dinda begitu terpukul, Ia memang sudah berniat memandikan dan
memeluk Alif di suatu waktu sejak saat Alif merengek meminta memandikannya.
Namun saat itulah akhirnya Dinda berkesempatan memandikan
dan menggendong Alif. Di pusara Alif suami Dinda mematung, dengan penyesalan
yang begitu besar. Cintailah anak kita sepenuh hati, jangan sampai kisah ini
terjad lagi dan menyisakn duka dan sesal yang tiada akhir. [Radarislam/ WB]