Ternyata Herry Wirawan Bisikkan Ritual Aneh ini hingga Korban Menurutinya
Oknum guru ngaji bernama Herry Wirawan jadi sorotan dan diperbicangkan publik dan membuat murka masyarakat di Tanah Air.
Kedok Herry Wirawan melakukan aksi pelecehan seksual pada santri-santri akhirnyasatu-persatu mulai terbongkar.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Sabtu (11/12/2021), Herry Wirawan telah melakukan tindak asusila terhadap 12 santri yang sedang menimba ilmu pendidikan agama di pesantrennya.
Mirisnya lagi, dari 12 santri tersebut, 8 diantaranya telah melahirkan anak, di mana satu korban lain telah melahirkan 2 bayi perempuan.
Hingga kini, total anak tak berdosa dari perbuatan keji Herry Wirawan ada 9.
Namun yang terbaru, korban pelecehan Herry Wirawan dikabarkan bukan 12 melainkan bertambah jadi 21.
Dan usut punya usut, tindak keji yang dilakukan Herry Wirawan sebenarnya selalu ditolak para santri.
Namun, salah satu korban membocorkan bahwa pelaku memiliki 'ritual' khusus yang membuat para santri luluh.
Ritual ini selalu dibacakan atau dibisikan ke telinga sebelum melakukan aksi bejatnya.
Awalnya para santriwati tersebut menolak bujuk rayu Herry, hal itu diceritakan korban melalui kuasa hukumnya, Yudi Kurnia.
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak."
Namun ketika Herry membisikkan sesuatu ke telinga korban, para santriwati tersebut sekan terhipnotis.
"Tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai Tribunjabar.id, Jumat (10/12/2021) di Kantor LBH Serikat Petani Pasundan.
Bukan tanpa sebab, kemauan para santri menuruti Herry, diduga atas bisikan yang sempat dilontarkan pelaku pada korban.
"Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," terang Yudi Kurnia.
Bak terhipnotis, bisikan tersebut juga diduga membuat para korban selama ini tutup mulut.
Hanya saja, sampai saat ini belum diketahui apa yang dibisikan Herry Wirawan kepada para korbannya.
"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orang tuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," ucapnya.
Ditambahkan dari Kompas.com, Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Atalia Praratya mengatakan, mayoritas bayi korban diasuh oleh kerabat korban.
Namun, beberapa diantaranya diurus oleh korban dan keluarga.
"Saat ini anak korban ada yang diasuh sendiri. Ada kasus yang ibu korban masih punya bayi sehingga bingung ngurusnya."
"Jadi sebagian besar diasuh oleh anggota keluarganya seperti neneknya, saudaranya. Satu lagi sama orang lain saya tidak tahu siapanya," ungkapnya.
Dalam rapat, Atalia juga meminta agar Disdukcapil ikut membantu membuat akta kelahiran bayi dari korban.
"Menyangkut akta kelahiran ini cukup sulit karena pernikahannya tidak sah biasanya yang muncul hanya nama ibu pada aktanya."
Baca Juga:
Disdukcapil dianggap bisa menjadi solusi terait akta kelahiran bayi mereka.
"Jadi Disdukcapil akan membantu mengeluarkan akta kelahiran termasuk Kartu Identitas Anak (KIA)," jelasnya. (*)
Sumber : Grid.id