Aliando Syarief Umumkan Idap OCD, Pesan Ibunda Bikin Mewek - RadarIslam.com

Aliando Syarief Umumkan Idap OCD, Pesan Ibunda Bikin Mewek


Aliando Syarief tengah menjalani terapi guna proses pemulihan gangguan OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Selain gangguan OCD, Aliando mengaku jika dia pun sempat dinyatakan positif COVID-19. Kondisi terebut membuatnya makin sukar untuk beraktivitas sebab merasa terganggu akan kondisi dirinya sendiri.
 
Pada siaran langsung di Instagram Kamis (27/1/2022), Aliando mengatakan bahwa alasan mengapa dia terpaksa harus putus di Keajaiban Cinta atau proyek di sinetron selama lebih dari setahun. 

Dia mengidap OCD sehingga harus terapi selama beberapa tahun.

Aliando mengatakan bahwa OCD dapat dialami oleh masing-masing pasien dengan gejala yang tidak sama/berbeda 

Aliando sendiri memiliki gejala bahwa dia merasa tidak tega setiap kali hendak mengambil atau membuang sesuatu.

Aliando mengatakan, "Kalau misalkan untuk Ali, kan orang gak sama, beda-beda ya OCD-nya, jika Ali tuh, aduh apa sih namanya ya, kalau barang tuh gak boleh ada yang ngambil." 

Sesudah pernyataan itu keluar, sontak aja dukungan warganet berdatangan dengan berkomentar di unggahan terakhir Aliando (14/11/2021)

"Cepat sembuh Bang Ali," ucap @Angell***.

"Kangen ali…. Gws li," ucap @aghniaha***.

Selain dukungan dari warganet, dukungan positif juga diberikan oleh ibunda Aliando, Tengku Resi Revado. 

Ibunda Aliando mengungkapkan dalam Instagram Story-nya berbahasa Inggris yang artinya kurang lebih seperti berikut , "Mama selalu bangga kepadamu anakku. Kamu  mengungkap sakit mental kamu ke orang-orang dengan berani untuk memberikan mereka pengetahuan." 

Dia juga terus memberikan dukungan agar putranya dapat kembali pulih seperti sedia kala. 

Ibunda Aliando juga menuturkan, "Bagaimana pun kamu, mama akan tetap cinta kamu nak." 
 
Apa sih sebenarnya OCD itu? Obsessive Compulsive Disorder (OCD), adalah gangguan yang mengakibatkan seseorang mengalami perilaku obsesif dan komplusif yang sukar dihilangkan/disingkirkan.

Lalu, bagaimana cara mengenali gangguan OCD ini secara umum? 

Dalam situs resmi iocdf.org, yayasan OCD Internasional memberikan penjelasan bahwa gangguan OCD termasuk dalam gangguan kesehatan mental yang bisa mempengaruhi orang-orang dari segala tingkatan usia dan lapisan masyarakat, serta mengakibatkan penderitanya terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi .

Obsesi ialah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tak diinginkan serta mengganggu, sehingga dapat memicu perasaan tak enak yang menyusahkan diri sendiri. 

Sedangkan kompulsi, ialah perilaku yang dilakukan individu guna untuk menghilangkan atau mengurangi keresahan yang diakibatkan oleh obsesi.

Menurut Rethink Mental Ilnes pada laman www.rethink.org, pikiran-pikiran obsesif yang dialami oleh pasien OCD adalah tak diinginkan tapi tak dapat dikendalikan. 

Pikiran-pikiran itu bisa membuat pasien OCD merasa tertekan, cemas, atau pun bersalah. 

Contoh umum pikiran obsesional pasien OCD misalnya: 
1. Khawatir makanan mungkin saja terkontaminasi oleh benda, kuman, dan zat asing.

2. Khawatir sesuatu buruk akan terjadi bila benda tak tersusun rapi dan simetris.

3. Khawatir terhadap diri sendiri maupun orang lain akan dalam bahaya.

4. Pikiran-pikiran atau pun gambaran yang menganggu secara seksual.

5. Memikirkan hubungan dengan pasangan secara terus menerus, meliputi masalah seksualitas, prasangka pasangan akan tidak setia, dan kandasnya suatu hubungan secara tiba-tiba.

Sedangkan American Psychiatric Association di laman psychiatry.org, memberikan definisi bahwa perilaku kompulsif merupakan tindakan yang dilakukan pasien OCD guna mengurangi kecemasan akibat obsesi dalam pikirannya.

Misalnya saja, mencuci tangan berulang kali sebab berpikir tangannya terkontaminasi kuman. 

Bahkan kasus yang paling parah, pengulangan yang konstan bisa membuang-buang waktu dan menganggu aktivitas rutin penderita OCD. 

Ciri umum perilaku kompulsif pasien OCD meliputi:
1. Mencuci tangan, mandi, menyikat gigi, dan ke toilet dengan berlebihan.

2. Membersihkan barang-barang rumah tangga berulang-ulang.

3. Mengatur sesuatu dengan cara tertentu.

4. Berulang kali dalam memeriksa kunci, sakelar, maupun peralatan yang lain.

5. Mencari persetujuan atau kepastian secara terus menerus 

6. Penghitungan berulang-ulang ke angka tertentu.

Untuk mengelola perilaku OCD, Help Guide di situsnya helpguide.org memberikan saran agar pasien OCD dapat mengenali pemicu pikiran obsesif dan kompulsif.

Lalu membuat/ mencatat daftar pemicu dan strategi yang dilakukan guna meredakannya. Disamping itu, pasien OCD juga perlu menahan diri agar tidak berperilaku secara berulang.


Share This !